Sabtu, 09 Mei 2015

Laporan Praktikum Hukum OHM


Disarankan untuk download berkas karena tampilan web di web ada rumus yang sulit diinput terimakasih

jika download teralihkan silakan kunjungi
<< cara download >>
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Tujuan percobaan  
    Mempelajari cara penggunaan multimeter
mempelajari teknik pengukuran dalam rangkaian
mempelajari berlakunya Hukum Ohm dalam rangkaian listrik sederhana 
 1.2.       Dasar Teori 
Multimeter adalah alat ukur listrik yang telah dikenal luas. Pada umumnya multimeter digunakan untuk pengukuran tegangan, arus serta tahanan. Pengetahuan tentang cara penggunaan multimeter sangan penting untuk menghindari kecelakaan yang dapat membahayakan alat maupun pengguna. Dalam percobaan ini digunakan multimeter analog ABB MA 2H. Walaupun penampilan suatu muktimeter berbeda dengan multimeter lain, namun pengetahuan akan suatu jenis multimeter akan sangat membantu dalam mempelajari cara penggunaan multimeter secara umum
Gambar multimeter dengan beberapa bagian pentingnya pada gambar 1.

Lubang-lubang 1 hingga 5 adalah tempat untuk menghubungkan alat dengan bagian yang akan diukur dengan rincian sebagai berikut ;
-          Lubang 1 adalah ground yang selalu digunakan untuk berbagai pengukuran.
-          Lubang 2 digunakan pada pengukuran arus AC dan DC hingga 15 A.
-          Lubang 3 untuk pengukuran tahanan.
-          Lubang 4 untuk pengukuran tegangan AC dan DC hingga 1000 V.
-          Lubang 5 untuk pengukuran tegangan dan arus dengan batas ukur 1,5 A untuk arus dan 500 V unruk tegangan.
Tombol 7 adalah untuk memilih jenis besaran yang hendak diukur dengan berbagai batas ukurnya. Batas ukur berarti harga maksimal besaran yang dapat diukur oleh alat. Bila harga besaran yang hendak diukur melebihi batas ini, maka alat ukur rusak. Sebaliknya bila besaran jauh di bawah batas ukur, maka pengukuran menjadi tidak teliti. Misalnya hendak diukur tegangan yang diperkirakan berharga 40 V, maka batas ukur yang sesuai adalah 50 V. Bila harga besaran yang hendak diukur tidak diketahui, maka cara paling aman adalah memilih batas ukur paling tinggi, kemudian menurunkannya bila ternyata harga besaran di bawah batas tersebut.
Tombol 8 adalah tombol untuk menera alat. Pada layar terdapat tiga bagian skala, yaitu skala tegangan dan arus AC yang terletak paling atas, tegangan dan arus DC terletak di tengah, dan tahanan terletak paling bawah. Layar skala ini dilengkapi dengan cermin untuk membantu agar pembacaan skala menjadi teliti. Pembacaan akan benar bila mata pembaca tepat tegak lurus di atas jarum penunjuk, sehingga bayangan jarum di cermin tidak terlihat karena tertutup oleh jarum. Pada alat ukur ini tanda (-) brarti AC , dan tanda (--) berarti DC.

1.        Peneraan
Peneraan diperlukan agar diperloleh harga besaran yang benar. Peneraan dilakukan dengan mengatur tombol 7 pada posisi jenis ukur dan batas ukur yang diinginkan, lalu memutar tombol 8 hingga jarum penunjuk pada nol. Tombol yang sejenis dengan tombol 8 juga terdapat di bagian belakang multimeter. Pada peneraan untuk pengukuran tahanan, kedua kabel penghubung ke multimeter harus dihubungkan singkat.
2.        Pengukuran tegangan AC dan DC (di bawah 500 V)
Lubang yang digunakan adalah lubang 1 dan 5. Batas ukur dan jenis tegangan (AC dan DC) dipilih dengan tombol 7. Hubungkan kabel multimeter ke rangkaian yang hendak diukur. Pada pengukuran tegangan DC, kabel jangan dihubungkan terbalik, karena akan menyebabkan simpangan jarum ke arah berlawanan. Untuk tegangan 500 V, cara pengukuran sama, hanya saja lubang yang digunakan adalah lubang 4.
Gambar 2.                                                                   Gambar 3.
Skema pengukuran tegangan AC dan DC                              Skema pengukuran arus AC   dan DC
3.        Pengukuran arus AC dan DC (hingga 1,5 A)
Multimeter dihubungkan seri dengan beban, dan lubang yang digunakan adalah lubang 5. Jangan menghubungkan multimeter ke sumber arus/tegangan langsung tanpa diseri dengan beban, karena akan merusak multimeter. Tombol 7  diatur sesuai jenis arus dan batas ukur. Pada pengukuran arus antara 1,5 A hingga 15 A, lubang yang digunakan adalah lubang 5.
                                                                                                                             
2.        Pengukuran tahanan
Multimeter dihubungkan dengan tahanan seperti gambar, dan digunakan lubang 3. Cara pengukuran seperti hanya boleh dilakukan pada tahanan “mati” yaitu tahanan yang tidak dihubungkan dengan sumber arus tegangan.

3.        Pengukuran dalam rangkaian
Sering kali diperlukan yang berlangsung dalam waktu panjang pada suatu rangkaian aktif. Mislanya hendak diukur dengan tahanan suatu benda yang harganya terlalu kecil hingga tidak dapat diukur secara langsung. Berdasarkan hukum Ohm, tegangan dan arus yang mengalir pada suatu beban memenuhi persamaan :
                             V = I R .................................................. (1)
Dengan mengukur variasi tegangan terhadap variasi arus, kemudian menggambar grafik V vs I akan diperoleh harga R sebagai gradien grafik. Untuk keperluan ini dibuat rangkaian seperti gambar.


Gambar 3                                                                                      Gambar 4
Pengukuran tahanan                                                      Pengukuran dalam rangkaian




BAB II
ALAT DAN BAHAN

Bahan dan Alat
1.      Multimeter Abb MA 2H
2.      Multimeter demonstrasi Leybold
3.      Tahanan Geser
4.      Kabel penghubung
5.      Resistor
6.      Kawat tahanan
7.      Catu daya DC



BAB III
METODA KERJA

1.    Percobaan I
a.       Ukurlah tegangan dari sumber listrik PLN. Berhati-hatilah dalam melakukan pengukuran, serta tegangan listrik PLN yang cukup tinggi
b.      Gunakan batas ukur yang sesuai
c.       Teralah multimeter sebelum digunakan
2.    Percobaan II
a.       Ukurlah tegangan keluaan dari transformer. Teralah multimeter sebelum digunakan, serta gunakan batas ukur yang sesuai
b.      Dalam keadaan tetap terhubung dengan multimeter, atrulah tombol pengatur keluaran transformer sehingga menunjuk pada stri-strip skala. Ukurlah tegangan keluaran untuk setiap strip.
3.    Percobaan III
Ukurlah sepuluh buah resistor yang disediakan. Aturlah batas ukur sesuai kebutuhan untuk masing-masing resisitor.
4.    Percobaan IV
a.       Buatlah rangkaian seperti gambar. Pada gambar tersebut R adalah kawat tahanan. R, adalah tahanan geser (variable). Pilihlah salah satu kawat tahanan sebagai R.
b.      Aturlah voltmeter pada batas ukur maksimal 3 V, dan ampermeter pada batas ukur maksimal 3 . gunakan Leybold multimeter sebagai ampermeter.
c.       Nyalakan catu daya. Pada tegangan 0 V amati apakah sudah ada arus yang lewat pada tahanan. Naikkan tegangan menjadi 0,5 V dan catat besarnya arus yang lewat pada tahanan. Selanjutnya naikkan tegangan, ukur kembali arusnya untuk setiap kenaikan tegangan 0,5 V. Masukan datanya pada tabel 1. Untuk menaikkan tegangan selain dengan cara menaikkan tegangan keluaran catu daya, dapat pula dilakukan dengan mengurangi besarnya hambatan variabel dengan menggeser variaknya.
d.      Ingat bahwa nilai tegangan tertinggi adalah 3 V, jangan melebihi batas ini. Jangan biarkan kawat dalam keadaan bertegangan dalam waktu yang lama. Setiap selesai pengukuran kembalikan tegangan output catu daya ke posisi nol. Bila kawat dilalui arus yang cukup besar dalam waktu yang lama, akan timbul panas pada kawat, dan kawat akan memuai. Hal ini mempengaruhi hasil pengukuran selanjutnya
e.       Lakukan langkah tersebut untuk semua kawat tahan yang tersedia.





BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4. 1Data Pengamatan
Keadaan Ruangan
P(cm)Hg
T(°C)
C(%)
Sebelum Percobaan
75,5
25
71
Sesudah Percobaan
75,5
25
70

1.      Mengukur tegangan AC
PLN =    x 210 = 210  Volt

2.      Mengukur tegangan DC
Power supply  =  x 19 =19 Volt

3.      Mengukur Resistor
No.
Warna
R. teori ( )
R. praktek ( )
1
Orange,putih,orange,perak
35100 - 42900
36000
2
Orange,putih,merah,emas
3705 - 4095
4000
3
biru, abu, coklat, perak
612 - 748
740

4.      Rangkaian Seri Rs = R1 + R2
No.
V (volt)
I (A)
R. teori ( )
R. praktek ( )
1
2  
0,0162
200
123,457
2
4  
0,0339
200
118

0,02505
200
120,728




5.      Rangkaian Paralel Rp =
No.
V (volt)
I (A)
R. teori ( )
R. ukur ( )
1
2
0,0652 
50
30,675
2
4
0,1363
50
29,347

0,10075
50
30,011

4.2  Perhitungan

1.      Mengukur tegangan PLN
Tegangan AC   =  210
                                    = 210 Volt
2.      Mengukur tegangan Power Supply
Tegangan DC    =    19
 = 19  Volt
3.      Mengukur Resistor
1)      Orange putih orange perak
(3)        (9)        ( )   (10%)
( )     (10%)
=
= 3900
Maka R hitung menjadi :
-          Untuk nilai batas bawah :  (39000) – (3900) = 35100
-          Untuk nilai batas atas      : (39000) + (3900) = 42900
Jadi nilai R teori untuk resistor di atas adalah dari batas (35100) – (42900)

R ukur = Hambatan yang terbaca  Batas ukur
            = (3,6)  (1000)
            = 36000
Jika hasil R praktek = 3600 , nilai tersebut masuk di antara nilai batas atas dan batas bawah R hitung, berarti resistor tidak rusak atau percobaan benar.

2)      Orange Putih Merah Emas
 (3)       ( 9)       ( )   ( 5% )
( )  )
=
= 195
Maka R praktek menjadi :
-          Untuk nilai batas bawah  : (3900) – (195)  = 3705
-          Untuk nilai batas atas      : (3900) + (195) = 4095
Jadi nilai R tori untuk resistor di atas adalah dari batas (3705) – (4095)

R praktek  = Hambatan yang terbaca  Batas ukur
                  = (4)  (1000)
                  = 4000
Jika hasil R praktek = 4000 , nilai tersebut masuk di antara nilai batas atas dan batas bawah R tori, berarti resistor tidak rusak atau percobaan benar.

3)      Biru Abu Coklat Perak
(6)    (8)   ( )  (10%)
(10)    )
=
= 68
Maka R teori menjadi :
-          Untuk nilai batas bawah  : (680) – (68)  = 612
-          Untuk nilai batas atas      : (680) + (68) = 748
Jadi nilai R tori untuk resistor di atas adalah dari batas (612) – (748)



R praktek = Hambatan yang terbaca  Batas ukur
                  = (7,4)  (100)
                  = 740
Jika hasil R praktek = 740 , nilai tersebut masuk di antara nilai batas atas dan batas bawah R teori, berarti resistor tidak rusak atau percobaan benar.


4.      Mengukur Resistor rangkaian seri
Percobaan 1.
 R1 = Merah Hitam Coklat Emas
    (2)        (0)      ( )    (5%)
R1 = (200)  = 100 Ω
R2 = Merah Hitam Coklat Emas
           (2)       (0)       ( )  (5%)
R2 = (200)  = 100 Ω

Rteori   =
             = 100  = 200 Ω
V = 2 Volt
 I  = 0,0162 A
Rpraktek =  Ω
Jika hasil R praktek = 123,547 , nilai tersebut lebih dari  nilai  R teori, berarti resistor tidak rusak atau percobaan benar,karena nilai R praktek tidak melebihi R teori berarti resistor rusak atau percobaan salah.

Percobaan 2.
R1 = Merah Hitam Coklat Emas
           (2)      (0)       ( )  (5%)
R1 = (200)  = 100 Ω
R2 = Merah Hitam Coklat Emas
          (2)       (0)        ( )  (5%)
R2 = (200)  = 100 Ω

Rhitung =
                    = 100  = 200 Ω
V = 4 Volt
 I  = 0,0339 A
Rukur =  Ω
Jika hasil R praktek = 118 , nilai tersebut lebih dari  nilai  R teori, berarti resistor tidak rusak atau percobaan benar,karena nilai R praktek tidak melebihi R teori berarti resistor rusak atau percobaan salah.


5.      Mengukur nilai tahanan pada rangkaian Paralel
Percobaan 1.
R1 = Merah Hitam Coklat Emas
    (2)       (0)     ( ) (5%)
R1 =  (200)  = 100 Ω
R2 = Merah Hitam Coklat Emas
          (2)       (0)      ( ) (5%)
R2 =  (200)  = 100 Ω
Rhitung ;              =
                                    =
                                    =
                                  =
                           Rp    =  = 50 Ω
    
     V = 2 Volt
      I  = 0,0652 A
      Rukur  =  Ω
Jika hasil R praktek = 30,675 , nilai tersebut lebih dari  nilai  R teori, berarti resistor tidak rusak atau percobaan benar,karena nilai R praktek tidak melebihi R teori berarti resistor rusak atau percobaan salah.

Percobaan 2.
    R1 = Merah Hitam Coklat Emas
   (2)        (0)     ( ) (5%)
R1 = (200)  = 100 Ω
R2 = Merah Hitam Coklat Emas
          (2)       (0)     ( )  (5%)
R2 = (200)  = 100 Ω
Rhitung ;              =
                                    =
                                    =
                                  =
                           Rp    =  = 50 Ω

      V =  4 Volt
       I  = 0,1363 A
      Rukur  =  Ω
Jika hasil R praktek = 29,47 , nilai tersebut lebih dari  nilai  R teori, berarti resistor tidak rusak atau percobaan benar,karena nilai R praktek tidak melebihi R teori berarti resistor rusak atau percobaan salah.


BAB V
PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini yaitu “Multimeter dan Hukum Ohm“ kami akan sedikit memberi pembahasan. Percobaan kali ini berhubungan dengan cara-cara mengukur tegangan, arus, dan tahanan dengan menggunakan beberapa alat. Alat-alat tersebut dapat mengukur besarnya arus, tegangan, dan tahanan. Nama-nama alat tersebut adalah multimeter Abb MA 2H dan Multimeter demonstrasi Leybold.
Percobaan pertama yang dilakukan adalah menghitung tegangan. Tegangan ada dua jenis, yaitu AC dan DC. Pada percobaan ini mengukur tegangan AC PLN. Rumusnya adalah   skala yang terbaca. Dimana batas skala adalah skala yang terdapat pada multimeter bagian atas. Ada 3 skala yang dapat kita pilih. Skala dengan batas maksimal 5, 10, dan 250. Dan pada menghitung tegangan DC maka digunakan power supply. Untuk nilai minimal pasti bernilai nol. Dan untuk nilai maksimal sama seperti menghitung tegangan AC PLN.
Percobaan kedua adalah mengukur nilai resistor atau tahanan. Resisistor yang digunakan pada percobaan kali ini ada tiga buah. Resistor mempunyai cincin-cincin warna dimana warna-warna tersebut menandakan seberapa besar nilai sebuah resistor.
Percobaan yang ketiga adalah menghitung nilai tahanan pada rangkaian seri. Maksudnya rangkaian seri adalah dua atau beberapa resistor disusun secara berderet sehingga arus yang mengalir pada tiap komponen sama besarnya. Pertama untuk menghitung R hitung maka resistor harus diukur seberapa besar nilainya dengan menggunakan multimeter. Pada saat menghitung nilai tahanan, kita juga akan mendapatkan nilai arus dan tegangan. Setelah nilai R1 dan R, maka dapat kita masukan ke dalam rumus. Dimana rumus untuk Rtotal adalah .
Percobaan yang terakhir adalah menghitung nilai tahanan pada rangkaian paralel. Sama halnya dengan mengukur nilai tahanan pada rangkaian seri. Pada rangkaian seri rumus yang digunakan adalah





BAB VI
KESIMPULAN

Resistor adalah komponen elektronik yang berfungsi menahan arus litrik, dan karena arus listrik berhubungan dengan tegangan listrik, sehingga jika suatu tegangan listrik dilewatkan pada resistor maka akan terjadi penurunan pada tegangan tersebut.

Rangkaian seri adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen listrik disusun secara berderet sehingga arus yang mengalir pada tiap komponen sama.

Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen listrik disusun secara sejajar sehingga tegangan pada tiap komponen sama.

Rangkaian kombinasi adalah gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian paralel.

Rumus untuk mencari nilai tegangan V = I . R
Rumus untuk mencari nilai arus I = V / R
Rumus untuk mencari nilai hambatan R = V / I











DAFTAR PUSTAKA


Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Ibrahim, Solihin. 2000. Fisika. erlangga: Jakarta 

Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga

Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan),Jakarta : Penerbit Erlangga

Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta


http/id.wikipedia,org/wiki/hukum archimides


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga

COREL DRAW

Populer