Jumat, 08 Mei 2015

Laporan Pengukuran Benda Padat


dokumen lengkap dapat di download karena
view blog aga berantakan banyak rumus yang sulit di tuliskan


PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT

Disusun Oleh :
1.      Suryani                                                                                                (0641-13-009)
2.      Erry nivaresta                                                                                      (0641-13-012)
3.      Fadli Agnes Tri Handaru                                                                     (0641-13-028)
4.      Muhammad Ilham Rifai                                                                       (0641-13-030)
Tanggal Praktikum : 16 0ktober 2013
Asisten Dosen :
1.      Anggun A.Sulis
2.      Lina M
3.      Muhammad yasin
         
PRODI MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR

2013-2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Tujuan Percobaan
Dengan di lakukannya percobaan ini, maka mahasiswa dapat :
1)      Mempelajari dan menggunakan alat-alat ukur
2)      Menentukan volume dan masa jenis zat padat
3)      Menentukan teori ketidakpastian
1.2.   Dasar  Teori
Pengamatan suatu gejala umumnya tidak lengkap bila tidak menghasilkan informasi kuantitatif. Untuk  memperoleh informasi semacam ini dibutuhkan pengukuran suatu sifat fisis, dan karenanya pengukuran merupakan suatu bagian besar dari kegiatan rutin para ahli fisika experimen. Lord kevin mengatakan bahwa pengetahuan kita memuaskan hanya bila kita mampu menyatakan dalam bilangan. Meskipun tuntutan ini mungkin berlebihan, hal ini menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan membutuhkan tidak hanyan pengguna matematika untuk menunjukan hubungan antara berbagai besaran, tetapi juga untuk mengelolah hubungan-hubungan ini. Matematika adalah bahasa dari fisika.
            Pengukuran adalah suatu tehnik untuk mengkaitkan suatu  bilangan pada sutu sifat fisis dengan  membandingkannya dengan suatu besaran  standar yang telah di terima sebagai suatu satuan. Sebelum mengukur sesuatu pertama-tama kita harus memiliki suatu satuan bagi masing-masing besaran yang akan di ukur
            Hukum-hukum fisika menyatakan hubungan antara besaran-besaran fisik, seperti panjang, waktu, gaya,energi, dan suhu. Jadi kemampuan untuk mendefinisikan besaran-besaran tersebut secara tepat dan mengukur secara teliti merupakan suatu syarat dalam fisika. Pengukuran setiap besaran fisika mencakup perbandingan besaran tersebut dengan beberapa nilai satuan besaran tersebut, Yang telah di definisaikan secara tepat.
            Semua besaran fisik dapat dinyatakan dalam beberapa satuan-satuan pokok. Sebagai contoh, kelajuan dinyatakan dalam satuan panjang dan satuan waktu, misalnya sekon per meter atau mil per jam. banyak besaran seperti gaya, momentum, kerja, energi, dan daya, dapat di nyatakan dalam tiga besaran pokok-panjang, waktu dan massa. Pemilihan suatu standar untuk besaran-besaran pokok ini  menghasilkan suatu sistem satuan. Sistem satuan yang digunakan secara universal dalam masyarakat ilmiah adalah sistem Internasional (SI). Dalam SI, standar satuan untuk panjang adalah meter, satuan untuk waktu adalah sekon dan standar satuan untuk massa adalah kilogram.
          
  Alat yang digunakan dalam pengukuran :
a.       Jangka sorong
Jangaka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam suatu sisi dalam suatu benda. Rahang luar untuk mengukur  diameter luar atau sisi luar suatu benda. Sedangkan penduga di gunakan untuk mengukur kedalaman. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,01 cm.
Jadi skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1mm atau 0,01 cm. jangka sorong tepat  di gunakan untuk mengukur diameter  luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm
b.      Mikrometer skrup
Mikromerer skrup digunakan untuk mengukur panjang benda yang memiliki ukuran maksimum sekitar 2,50 cm, benda yang akan diukur  panjangnya di jepit diantara bagian A dan B. Untuk menggerakan bagian B anda harus memutar sekrup bagian C, pada mikrometer skrup dalam 0,5 mm. Pada skala utama terdapat 50 skala pitar, dan pada setiap penunjuk tidak selalu terdapat skala utama yang terhimpit dengan skala putar.
c.       Neraca teknis
Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda. Massa tiap benda selalu sama dimanapun benda tersebut berada.satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg). Alat untuk menguur massa di sebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda. Jenis neraca yang umum adalah neraca tiga lengan dan neraca empat lengan. Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan dan seperpuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan.
     
Terdapat 2 cara untuk mengukur besaran fisis volume zat yaitu pengukuran langsung  dan pengukuran tak langsung. Pengukuran secara langsung di kenal dengan cara statis, sedangkan pengukuran tak langsung dikenal sebagai cara dinamis dan menggunakan hukum-hukum fisika seperti hukum Archimedes sebagai bantuan. Akibat cara langsung tersebut, maka ketelitian dan kesalahan pengukuran volume bergantung pada kesalahan dan ketelitian pengukuran rusuk-rusuknya.
      Massa jenis adalah massa persatuan volume dari suatu zat. Jika benda mempunyai struktur dalam homogeny(mungkin sebagai anggapan saja), maka:


Dimana      p = massa jenis (kg/m3)
                        m = massa benda (kg)
                        V = volume benda (m3)
      Pengukuran massa benda di ukur dengan alat yang de sebut neraca. Seperti juga alat ukur lain, neraca juga bermacam-macam dan tiap-tiap macam mempunyai ketelitian sendiri-sendiri.

Hukum Archimedes
      Suatu benda yang terbenam dalam fluida akan terangkat ke atas oleh gaya yang sama besar dengan berat fluida yang di pindahkan, dijabarkan oleh Archimedes (287 – 212 SM) yang disebut hukum Archimedes.

FA= Vb.pf.g

Dimana :
FA        : gaya ke atas (gaya angkat Archimedes) (Newton)
Vb        : volume benda yang tercelup dalam fluida (m3)
Pf         : massa jenis fluida (kg/m3)
g          : percepatan gravitasi (m/s2)
hukum ini selain untuk menghitung volume  juga dapat untuk mengukur massa jenis zat cait atau zat padat.


BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1.      Peralatan Yang Digunakan
1)      Jangka sorong
2)      Mikrometer skrup
3)      Neraca teknis
4)      Bejana gelas
5)      Thermometer
6)      Bangku penumpu
2.2.      Bahan Yang Digunakan
1)      Balok almunium
2)      Silinder besi
3)      Kunci





BAB III
METODA KERJA

3.1.      Cara Statis
1)      Diukur panjang dan lebar benda padat dengan tempat yang berlainan. Dibuat hasil pengukuran dalam bentuk tabel masing-masing sendiri.
2)      Diukur tebalnya dengan mikrometer skrup juga seperti nomor 1.
3)      Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang cukup sekali saja.
4)      Dicatat suhu ruangan pada awal dan akhir percobaan.
5)      Diukur benda padat yang lain dengan harga rata-rata masing-masing penyimpangan.

3.2       Cara Dinamis
1)      Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang.
2)      Ditimbang ke dua kali benda tersebut dengan digantungkan pada tali tipis.
3)      Ditimbang ke tiga kali benda yang telah tergantung tersebut terendam seluruhnya di dalam air. Dimana benda tak menyentuh dasar bejana.
4)      Diulangi seluruh pengukuran tersebut di atas untuk benda padat yang lain.

BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1       Data Pengamatan
            Berdasarkan data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan pada tanggal 16 oktober 2013, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut.
Keadaan Ruangan
P(cm)Hg
T(0C )
C(%)
Sebelum Percobaan
750,7
38
50,3
Sesudah Percobaan
750,7
28
50,5
a.       Cara statis
1)      Balok Almunium
Massa = 12,9 gram
P                      = 2,7 gr/cm3
No
P(cm)
L(cm)
T(cm)
V(cm3)
p(gr/cm3)
1
2,94
1,405
1,043
4,308
2,994
2
2,95
1,505
1,042
4,626
2,788
3
2,95
1,505
1,041
4,621
2,791
X
2,94
1,471
1,042
5,077
2,857
2)      Silinder Besi
Massa = 45,3 gram
P                      = 7,9 gr/cm3
No
D(cm)
r(cm)
T(cm)
V(cm3)
p(gr/cm3)
1
1,578
0,789
2,94
5,746
7,883
2
1,579
0,7895
2,94
5,746
7,883
3
1,569
0,7845
2,94
5,67
7,898
X
1,575
0,7875
2,94
5,722
7,918
b.      Cara Dinamis
No
Benda
Mudara(gr)
Mair(gr)
V(cm3)
p(gr/cm3)
1
Kunci
15,2
11,6
3,6
4,222
2
Balok
12,9
7,75
5,15
2,504
4.2.      perhitungan
            a. cara statis                                           
               1) Balok Almunium
                   Massa       = 12,9 gram
                   P                           = 2,7 gr/cm3                                         


BAB V
PEMBAHASAN

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran untuk mendapatkan satuan yang di butuhkan dengan menggunakan alat bantu yaitu alat ukur. Pada pengukuran lebar dianjurkan menggunakan mikrometer skrup dari pada jangka sorong, karena ketelitian mikrometer skrup lebih baik di bandingkan jangka sorong, yaitu 0,001milimeter, jika di gunakan untuk mengukur tebal benda dengan maksimal 2,5 cm ,maka mikrometer skup lah yang di gunakan, sedangkan jangka sorong memiliki ketelitian 0,05 milimeter.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil yang buruk dalam suatu pengukuran, salah satunya adalah kesalahan pada pembacaan suatu pengukuran. Dalam percobaan ini pengukuran di lakukan dengan beberapa orang yang berbeda dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
            Pada percobaan yang telah dilakukan di anggap sukses karena tingkat ketelitian yang di hasilkan melebihi tingkat kepercayaan pada teori ketidakpastian

            Volume benda padat dapat ditentukan dengan 2 cara.
a.       Cara Statis
Ø Balok Almunium
V =  p. l . t
                  = (2,94) . (1,471) . (1,042)
                       
                        = 5,077 cm3
Ø Silinder Besi


images.jpeg

                  = (3,14) . (0,7875) . (2,94)

                  = 5,722 cm3


b.      Cara Dinamis
Pengukuran di lakukan dengan mencelupkan benda ke dalam benda air
·         Vkunci     = Mudara - Mair                                   

= 15,2 – 11,6                                                              

= 3,6 cm3                                                                                      

·         Vbalok\   = Mudara – Mair                                                  

= 12,9 – 7,75                                                                 

= 5,15 cm3        
                Dari kedua cara di atas, cara statis memiliki tingkat ketelitian yang sangat besar, karena pengukuran dengan cara ini memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat bantu yang memiliki ketelitian yang signifikan. Pada saat mengihitung tingkat ketelitian, percobaan dengan menggunakan cara statis akan lebih teliti dibandingkan cara dinamis. Dan hasil pengukuran massa jenis cara statis dengan cara dinamis jelas akan berbeda , hal ini di sebabkan ketika menggunakan cara dinamis. pada saat di ukur di dalam air, massa jenis benda akan kecil karena terpengaruh oleh gaya Archimedes.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. kesimpulan
            Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah di lakukan, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut. Mikrometer skrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang serta lebar suatu benda.
Pengukuran volume benda dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu statis dan dinamis.
6.2. Saran
            Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran disarankan untuk memahami dulu konsep besaran dan satuan.
            Lakukan pengukuran 3-5 kali dari sudut yang berbeda agar mendapatkan hasil maksimal.




LAMPIRAN
Tugas akhir
1.      Berikan keterangan mengapa tebal benda tidak diukur dengan jangka sorong, melainkan dengan mikrometer skrup?
2.      Apakah masa tali tipis dapat di abaikan dengan ketelitian 1%?
3.      Tentukan volume benda-benda padat dengan dua cara!
4.      Dari kedua cara di atas manakah menurut kalian yang paling teliti?
5.      Tentukan massa jenis benda-benda tersebut!
6.      Dari langkah 5 ,tentukan jenis-jenis benda tersebut!
7.      Tentukan volume benda-benda tersebut pada suhu oc , langkah 6!
8.      Sebutkan salah satu cara lain untuk menentukan volume benda padat!

Jawab
1.      Mikrometer skup di gunakan untuk mengukur tebal suatu bahan yang tipis , karena ketelitian mikrometer skrup lebih baik di bandingkan jangka sorong, yaitu 0,001milimeter, jika di gunakan untuk mengukur tebal benda dengan maksimal 2,5 cm ,maka mikrometer skup lah yang di gunakan,  sedangkan jangka sorong memiliki ketelitian 0,05 milimeter.
2.      Massa tali tipis tidak dapat diabaikan dalam tingkat ketelitian 1% karena massa tali yang 1% itu mempengaruhi ketelitian pengukuran.
3.      Volume benda padat dapat ditentukan dengan 2 cara.
c.       Cara Statis
Ø Balok Almunium
V =  p. l . t
                  = (2,94) . (1,471) . (1,042)
                       
                        = 5,077 cm3
Ø Silinder Besi


images.jpeg

                  = (3,14) . (0,7875) . (2,94)

                  = 5,722 cm3


d.      Cara Dinamis
Pengukuran di lakukan dengan mencelupkan benda ke dalam benda air
·         Vkunci     = Mudara - Mair                                   

= 15,2 – 11,6                                                              

= 3,6 cm3                                                                                      

·         Vbalok\   = Mudara – Mair                                                  

= 12,9 – 7,75  

= 5,4 cm3

4.      cara statis, karena pengukuran dengan cara ini memiliki perhitungan dan dilakukan dengan alat bantu yang memiliki ketelitian yang signifikan.
5.      Massa jenis benda-benda yang di ukur
a.       Balok Almunium
P =  = 2,7/5,077 = 2,857 gr/cm3
b.      Silinder Besi
P =  = 7.9/5,722 = 7,918 gr/cm3
c.       Kunci
P =  =  15,2/3,6 = 4,222 gr/cm3
6.      Balok almunium, silinder besi, dan kuci (campuran)
7.       
8.      Dicelupkan ke dalam wadah berisi fluida yang telah di catat volume awalnya dan volume benda tersebut dapat di lihat dari besar perubahan volume air dalam wadah tersebut.






DAFTAR PUSTAKA

Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar. Universitas Pakuan. Bogor
Tiper, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains Dan Tehnik. Erlangga. Jakarta
Hilliday, David & Robert Resnick. 1985.Fisika.Erlangga.Jakarta




           



       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Juga

COREL DRAW

Populer